Kisah Sakratul Maut (3): Orang yang punya niat jahat

Ada sebagian orang yang hidup dalam kemewahan, saat sakratul mautnya setiap kali ia dibimbing untuk membaca kalimah syahadat: Lailaha illallah, ia justru membaca bait syair, yang artinya:

Ya Rabbi, perempuan itu berkata dalam keadaan lelah, dimana jalan menuju kamar mandi.

Mengapa kalimat tersebut terungkap dari lisannya saat sakratul maut tiba?

Karena ia memiliki kasus: Pada suatu hari ada seorang perempuan yang baik-baik dan suci, mencari kamar kecil, ia tidak tahu arah menuju ke kamar kecil, ia nampak dalam kelelahan karena perjalanan yang jauh. Kemudian ia melihat seorang laki-laki berada di suatu pintu, lalu ia bertanya kepadanya arah kamar kecil. Ketika perempuan yang baik-baik itu masuk, laki-laki itu menutup pintu kamar kecil itu.

Ketika laki-laki itu punya jahat kepadanya, ia berkata kepadanya dengan sopan dan baik: tolong belikan aku minyak wangi dan sedikit makanan, lalu cepatlah kembali padaku. Ketika laki-laki itu keluar dengan penuh keyakinan dan keinginan padanya, prempuan itu cepat-cepat keluar dari kamar kecil sehingga selamatlah ia dari niat jahatnya.

Dari kisah ini dapatlah diambil pelajaran yaitu betapa besar pengaruh niat jahat terhadap jiwa seseorang, sehingga niat jahat itu dapat menghalangi laki-laki itu untuk mengucapkan kalimat syahadat saat sakratul maut tiba, padahal ia hanya berniat jahat, belum melakukannya dan belum berzina. (Kitab Kasykul 1: 248-249)

Kisah yang semakna dengan kisah ini banyak sekali.
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) pernah berkata: “Barangsiapa yang tidak mengeluarkan zakat satu qirath (21 dinar) saja, maka matinya mati yahudi atau nasrani.” (Al-Kafi 3: 507)

Termasuk ke dalam makna hadis ini adalah orang yang telah mampu melakukan haji, tetapi ia menundanya sampai ajalnya tiba.

Imam ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “Barangsiapa yang mati dan belum melakukan haji tanpa halangan hajat yang menghabiskan hartanya, atau penyakit yang menyebabkannya tidak bisa melakukan haji, atau karena tidak memiliki kemampuan, lalu ia mati, maka matinya mati yahudi atau nashrani.” (kitab Tsawab al-A`mal: 281-282)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel