Nabi Sulaiman AS
Sabtu, Oktober 05, 2013
Nabi Sulaiman AS adalah anak Nabi Dawud as. Satu-satunya Nabi yang menerima segala kenikmatan dari Allah SWT secara sempurna. Pertama, Nabi Sulaiman mewarisi tahta kerajaan ayahnya. Kedua, ia bisa bicara dengan segala macam binatang. "Dan Sulaiman telah mewarisi Dawrid, dan dia (Sulaiman) berkata, "Wahai manusia, kami telah diajari bahasa burung dan kami diberi segala sesuatu. Sungguh, (semua) ini benar-benar karunia yang nyata." Dan untuk Sulaiman dikumpulkan bala tentaranya dari jin, manusia dan burung, lalu mereka berbaris dengan tertib. (QS. 27/An-Naml: 16-17)
Ketiga, ia memperoleh kekuasaan untuk mengendalikan angin. Allah SWT juga menundukkan jin, dan setan untuk melayaninya. Itulah sebabnya, ia dapat mengikat setan-setan kafir guna mencegah kejahatan mereka. "Dan (Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami berkahi padanya. Dan Kami Maha Mengetahui segala sesuatu. Dan (Kami tundukkan pula kepada Sulaiman) segolongan setan yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dan mereka mengerjakan pekerjaan selain itu. Dan Kami yang memelihara mereka itu." (QS. 21/Al- Ambiya': 81-82)
Suatu ketika Nabi Sulaiman diberitahu oleh burung Hudhud, bahwa di Yaman terdapat kerajaan Saba' yang istana dan singgahsananya sangat megah penuh permata. Namun penguasanya, Ratu Bilqis beserta rakyatnya menyembah matahari. Maka Nabi Sulaiman mengutus burung itu mengantarkan surat yang isinya mengajak Ratu Bilqis tunduk kepada Allah SWT. "Sesungguhnya (surat) itu dari Sulaiman yang isinya, "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, janganlah engkau berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri." (QS. 27/ An-Naml: 30-31) Surat Nabi Sulaiman berisi: a) ajakan menyembah Allah Yang Maha Esa;
b) larangan berlaku sombong karena mempunyai pasukan yang kuat dan hebat; dan
c) memanggilnya menghadap untuk menyatakan penyerahannya kepada Allah SWT.
Selang beberapa waktu kemudian datanglah utusan Ratu Bilqis membawa hadiah-hadiah besar, namun semua itu ditolak oleh Nabi Sulaiman. Kepada Ratu Bilqis, para utusan itu menceritakan kemegahan istana Nabi Sulaiman, dan ajakan beliau untuk menyembah Allah SWT. Mendengar penuturan para utusannya, yakinlah Ratu Bilqis bahwa Sulaiman adalah seorang Nabi. Lalu Ratu Bilqis mengajak para pejabat penting kerajaan menghadap Nabi Sulaiman untuk menyatakan keimanan mereka.
Mengetahui keberangkatan Ratu Bilqis ke negerinya, Nabi Sulaiman meminta kepada para stafnya untuk mengambil istana ratu Bilqis. Dia (Sulaiman) berkata, "Wahai pembesar, siapakah di antara kamu yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku menyerahkan diri?" Ifrit dari golongan jin berkata, "Akulah yang akan membawanya kepadamu sebelum engkau berdiri dari tempat dudukmu. Dan sungguh aku kuat melakukannya dan dapat dipercaya." Seorang yang mempunyai ilmu dari kitab berkata, "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip." (QS. 27/ An-Naml: 38-40)
Lalu Nabi Sulaiman meminta pembantunya untuk mengubah sedikit singgasana itu. Ketika Ratu Bilqis tiba, bertanyalah Nabi Sulaiman, "Beginikah istanamu?"
"Agaknya, itulah," Ratu Bilqis tercengang keheranan. Yakinlah ia bahwa Nabi Sulaiman benar-benar seorang utusan Tuhan terbukti dengan mukjizatnya itu. Maka tunduklah Ratu Bilqis kepada Nabi Sulaiman, dan sejak saat itu ia menyatakan keimanannya.
Ketiga, ia memperoleh kekuasaan untuk mengendalikan angin. Allah SWT juga menundukkan jin, dan setan untuk melayaninya. Itulah sebabnya, ia dapat mengikat setan-setan kafir guna mencegah kejahatan mereka. "Dan (Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami berkahi padanya. Dan Kami Maha Mengetahui segala sesuatu. Dan (Kami tundukkan pula kepada Sulaiman) segolongan setan yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dan mereka mengerjakan pekerjaan selain itu. Dan Kami yang memelihara mereka itu." (QS. 21/Al- Ambiya': 81-82)
Suatu ketika Nabi Sulaiman diberitahu oleh burung Hudhud, bahwa di Yaman terdapat kerajaan Saba' yang istana dan singgahsananya sangat megah penuh permata. Namun penguasanya, Ratu Bilqis beserta rakyatnya menyembah matahari. Maka Nabi Sulaiman mengutus burung itu mengantarkan surat yang isinya mengajak Ratu Bilqis tunduk kepada Allah SWT. "Sesungguhnya (surat) itu dari Sulaiman yang isinya, "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, janganlah engkau berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri." (QS. 27/ An-Naml: 30-31) Surat Nabi Sulaiman berisi: a) ajakan menyembah Allah Yang Maha Esa;
b) larangan berlaku sombong karena mempunyai pasukan yang kuat dan hebat; dan
c) memanggilnya menghadap untuk menyatakan penyerahannya kepada Allah SWT.
Selang beberapa waktu kemudian datanglah utusan Ratu Bilqis membawa hadiah-hadiah besar, namun semua itu ditolak oleh Nabi Sulaiman. Kepada Ratu Bilqis, para utusan itu menceritakan kemegahan istana Nabi Sulaiman, dan ajakan beliau untuk menyembah Allah SWT. Mendengar penuturan para utusannya, yakinlah Ratu Bilqis bahwa Sulaiman adalah seorang Nabi. Lalu Ratu Bilqis mengajak para pejabat penting kerajaan menghadap Nabi Sulaiman untuk menyatakan keimanan mereka.
Mengetahui keberangkatan Ratu Bilqis ke negerinya, Nabi Sulaiman meminta kepada para stafnya untuk mengambil istana ratu Bilqis. Dia (Sulaiman) berkata, "Wahai pembesar, siapakah di antara kamu yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku menyerahkan diri?" Ifrit dari golongan jin berkata, "Akulah yang akan membawanya kepadamu sebelum engkau berdiri dari tempat dudukmu. Dan sungguh aku kuat melakukannya dan dapat dipercaya." Seorang yang mempunyai ilmu dari kitab berkata, "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip." (QS. 27/ An-Naml: 38-40)
Lalu Nabi Sulaiman meminta pembantunya untuk mengubah sedikit singgasana itu. Ketika Ratu Bilqis tiba, bertanyalah Nabi Sulaiman, "Beginikah istanamu?"
"Agaknya, itulah," Ratu Bilqis tercengang keheranan. Yakinlah ia bahwa Nabi Sulaiman benar-benar seorang utusan Tuhan terbukti dengan mukjizatnya itu. Maka tunduklah Ratu Bilqis kepada Nabi Sulaiman, dan sejak saat itu ia menyatakan keimanannya.