Craig Abdurrohim : Islam Jalan Hidupku
Minggu, Oktober 07, 2012
'Alquran Seluler Sebagai Kompetitor Evangelis'
MESKI belum lama mengenal Islam secara dekat, bekas pendeta Kristen ortodoks itu sudah berani mengambil sikap dan menentukan pilihan terbaik. Yaitu, menjadikan Islam sebagai jalan hidup. Pilihan itu diyakini tidak keliru, karena merasa menemukan jawaban atas segala pertanyaan yang setiap saat menggoda pikirannya- yang rasional dan logis melalui ayat-ayat suci Alquran yang dipelajarinya.
Itulah pengalaman spiritual yang mengendus kehidupan Craig Abdurrohim Owensby, bekas pendeta Kristen Ortodoks di Amerika, yang kini tinggal di Indonesia (Jakarta).
Putra keluarga berkewarganegaraan Amerika Serikat dan tumbuh dalam dominasi nilai-nilai Kristen fanatik itu, kini mulai aktif melakukan dakwah dan syiar agama Islam ke beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta dan Bandung.
Di Semarang, menurut rencana, atas prakarsa Majelis Pengajian Interaktif Qolbun Salim Jawa Tengah, mantan pendeta yang nama aslinya Craig Andrew Owensby itu akan mengisi pengajian rutin gratis untuk bapak-bapak di Ruang Borobudur Hotel Graha Santika, Rabu 21 Mei 2003, mulai pukul 18.30 WIB.
Humas Qolbun Salim Ir Didiek Hardiana Prasetya mengatakan, pada pengajian interaktif tersebut Craig akan menyampaikan pengalaman-pengalamannya sampai dia harus meninggalkan agama (Kristen) yang telah ditekuninya sejak kanak-kanak. Tidak hanya itu, mualaf yang dikenal sebagai penemu dan pengembang Alquran Seluler tersebut juga akan memaparkan logika-logika yang diperolehnya dari ayat-ayat suci Alquran dan hadis Nabi.
"Tema dakwah yang ingin disampaikan, juga menyangkut sikap dan pilihan terbaiknya dalam hidup dan kehidupan, yakni Islam Jalan Hidupku," kata Didiek yang juga menjadi Humas Panitia Penyelenggara. Dia menambahkan, guna menghidupkan suasana interaksi antara pembicara dan jamaah, Qolbun Salim juga menghadirkan kiai kondang yang juga penyair KH Mustofa Bisri. Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Talibien, Leteh, Rembang, itu akan mengupas persoalan-persoalan mualaf dari segi religi dan budaya.
Lalu siapakah sebenarnya Craig Abdurrohim Owensby itu? Dia adalah mualaf yang sekarang dekat dan bergabung dengan sejumlah dai kondang di Tanah Air dalam hal syiar agama Islam. Dengan teknologi temuannya, yakni Alquran Seluler, anak kembar pasangan Wolter Owensby dan Susan Owensby itu bertekad menjadikan Alquran hidup di mana-mana, termasuk di negara asalnya, Amerika Serikat.
Craig lahir di Chicago, tepatnya di Illinois, AS, 1961. Dia punya saudara kembar bernama Marc Owensby, yang saat ini tetap tinggal di negeri Paman Sam.
Bagaimana sampai dia menjadi mualaf, masuk Islam dengan meninggalkan agama Kristen yang sudah bertahun-tahun dianutnya? "Allah SWT telah membimbing saya," kata pemegang gelar Master of Business Administration (MBA) pada 1991 dari University of Wisconsin, Madison, itu.
Masalah pindah agama, jelas dia, hanya soal waktu saja. Bersama Allah SWT, proses itu berjalan. Craig mengaku sudah akrab dengan istilah-istilah Islam pada tahun-tahun terakhir. Dia menjelaskan, suatu ketika, saat subuh tiba, sekitar pukul 04.30 WIB, tak biasanya dia terbangun. "Sungguh menakjubkan," katanya.
Pada saat itu, ketika keluar dari kamar, dia melihat salah satu dari anak asuhnya sedang melaksanakan salat subuh dengan khusyuk. Craig tertegun. Sejenak dia memandangi anak asuh itu, dan mengaku amat tersentuh.
"Anak kecil kok bisa disiplin terhadap agamanya? Kenapa dia harus salat? Lalu saya serius mengambil dan mempelajari buku Karen Armstrong berjudul The Life of Muhammad. Buku itu sangat bagus, meski penulisnya bukan seorang muslim," ujar lulusan Master of Theology pada Princeton Theological Seminary, Princeton, di New Jersey (1991) tersebut.
Sejak saat itulah, Craig bersikeras untuk belajar arti salat dan juga tentang Islam yang lebih luas. Akhirnya dia memutuskan pilihan dan jalan hidupnya, masuk Islam. "Saya mau mengucap kalimat syahadat," ujarnya. Karena tekadnya sudah bulat, dia memutuskan untuk pergi ke sebuah pengajian di daerah Kemang, tempat pengajian khusus para bule.
Oleh Ustad Rickless, dia disuruh banyak membaca hadis dari buku hadis yang sangat besar. Craig agak bingung; kenapa harus ada hadis? Kenapa saya harus membacanya? Bukankah Alquran pun sudah sempurna?
"Ustad Rickless bilang, saya harus tetap membacanya. Akhirnya saya baca hingga saya dapat mengerti bahwa hadis itu memang penting. Saya pun sudah sampai ke action sebagai muslim yang benar. Yakni melakukan salat lima waktu. Walaupun saya belum mengucapkan syahadat, saya pernah mengatakan kepada beberapa kolega pada Desember 1998, saya akan masuk Islam. Itu setelah kali sekian saya kembali ke Jakarta," papar ustad bule yang menikahi gadis Sunda, Lilis Fitriyah (24), pada 4 Agustus 2002 itu.
Bagaimana kisah lengkap Craig, tentang perjalanannya masuk Islam, dan bagaimana pandangan-pandangan dia tentang Alquran, bisa disimak dalam pengajian Qolbun Salim mendatang.(Nana Swarasama-60t)
Craig Abdurrohim Owensby : 'Alquran Seluler Sebagai Kompetitor Evangelis'
Menyabet gelar MBA dan bekerja di sejumlah perusahaan prestisius di negerinya, Amerika Serikat, serta menikmati kesenangan duniawi, tak membuat Craig Abdurrohim Owensby bahagia. Bathinnya hampa. Dia butuh pencerahan rohani sebagai pengimbang.
Setelah bertahun-tahun merintis karir, Craig memutuskan belajar Injil, teologi, dan keislaman di Princeton Theological Seminary, Princeton, NJ. Beberapa tahun kemudian ia menjadi pendeta mengikuti jejak sang ayah yang pendeta Katolik di sebuah gereja di New York dengan 6.000 pengikut.
Meski sukses sebagai pendeta, kebahagian dan ketenangan yang ia dambakan belum juga berpaling kepadanya. Craig justru kian resah dengan konsep ketuhanan Yesus yang ia pelajari. Pengetahuan yang ia miliki membuatnya tak percaya bahwa Isa adalah Tuhan. "Injil menjelaskan bahwa Isa adalah tuan, bukan Tuhan," katanya.
Di tengah risau di hati, pada suatu hari secara tak sengaja perhatiannya tertuju pada seorang kawannya bernama Nashir, yang tergabung dalam kelompok sepakbola Pakistan.
Baginya, Nashir berbeda dengan anggota tim lainnya yang dinilai lebih pintar, disiplin, dan baik. Nashir, oleh Craig, bahkan dianggap mencerminkan Muslim yang sebenarnya. Hal ini membuatnya tertarik dengan konsep Islam.
Lama merenung, Craig pun memutuskan untuk mempelajari Islam secara lebih intensif dan berhenti dari kegiatannya sebagai pendeta. Kesibukannya kemudian diisi dengan kembali menerjuni bidang bisnis, serta mendalami Islam secara otodidak.
Hidayah Allah akhirnya datang tatkala dia ditugaskan bekerja di Indonesia sekitar tahun 1997. Craig lantas menetap di kawasan Muarabaru, Jakarta Utara. Di lingkungan tempat tinggalnya yang baru, dia menemui banyak hal yang sangat menyentuh batin.
Craig tertarik dengan kehidupan anak-anak Muslim di wilayah ini. Menurutnya, walau miskin, mereka hidup dengan penuh kesederhanaan dan tetap mampu tampil bersih serta bahagia. Sejenak dia teringat pada masa kecilnya ketika masih tinggal bersama orang tuanya di Meksiko dan Kolumbia.
Ia menyaksikan betapa anak-anak Katolik di sana hidup penuh kekerasan, miskin, dan kotor. Tak ada cerminan ketenangan dan kedamaian hidup. Craig merasakan kedua hal itu memberinya inspirasi untuk mengetahui dan mempelajari agama Islam.
Proses pencarian kebenaran Islam terus dilakukan. Sampai satu hari di bulan Mei 2001 ia mengikrarkan diri menjadi Muslim di Pengajian Rahmania, Kuningan, dengan bimbingan Ustadz Rikza Abdullah. "Saya ingin menjadi orang yang tahu kebenaran. Saya bersedia menjadi Muslim karena ingin kebenaran. Bisa saja kebenaran itu menyusahkan, tapi saya percaya dengan kebenaran itu," ujar bule kelahiran Chicago ini.
Sejak itu, Craig yakin dengan ajaran Alquran bahwa manusia dilahirkan suci dan menjadi khalifah di dunia. "Saya sekarang telah menjadi khalifah bagi Allah. Awalnya saya Islam hanya dengan membaca, berpikir, dan berbicara, tapi belum mempraktekkan. Sekarang saya memutuskan untuk menjalankan Islam secara serius."
Meski mengaku serius memilih Islam sebagai keyakinannya, muallaf ini merasa masih harus 'berjuang' menjadi Muslim yang sebenarnya. Pasalnya, ia tak biasa bangun pagi. Kini ia harus melaksanakan shalat Subuh ketika biasanya di waktu sama masih tertidur pulas.
Namun, ia merasa bersyukur mampu menaklukkan ego dirinya. Baginya, dapat menjalankan shalat Subuh dengan baik merupakan tolok ukur kemampuannya melaksanakan shalat wajib yang lain. "Pertama kali shalat Subuh saya sangat puas dan senang. Setelah itu melaksanakan shalat-shalat yang lain menjadi enteng."
Tak hanya sampai di situ. Rupanya Craig belum merasa menjadi Muslim kaffah sebelum dapat mendakwahkan Islam. Menurutnya ada dua fase yang ia jalani, yaitu menjadi Muslim dan berdakwah. Kini ia sedang melakukan fase kedua itu sambil berbisnis.
"Bisnis saya Alquran Seluler, tapi ini bukanlah pure bisnis karena investasinya cukup besar dan keuntungan finansialnya kecil sekali," jelas Craig. Baginya hal itu tak masalah karena konsep awalnya adalah berdakwah. Ia pun tidak memperkenalkan bisnisnya itu kepada masyarakat secara jor-joran, tapi perlahan-lahan dari mulut ke mulut.
Adalah hal baru bila Craig berdakwah dengan konsep Alquran Seluler-nya. Konsep itu memberikan layanan belajar dan memahami Alquran dan Hadis Nabi melalui sistem short massage system (SMS). Respons masyarakat Muslim Indonesia sangat bagus. Terbukti konsep yang dimulainya sejak Juli 2000 ini, kini telah memiliki jamaah Alquran Seluler hingga 70 ribu orang di seluruh Indonesia.
Alquran Seluler memberikan cara mengatur gaya hidup Muslim on-the-go yang pusatnya adalah kajian harian (6 menit per hari, berupa 1 menit terjemahan Alquran, 3 menit pesan penceramah, dan "bonus" 2 menit murotal ayat suci dalam bahasa Arab). Craig mengajak umat Muslim mengkaji Alquran bersama para penceramah terkemuka Indonesia.
Dimulai di hari pertama dengan Surah Al Fatihah dan akan khatam setelah kira-kira tiga tahun, pada Surah An Naas. ''Komitmen saya menjadikan orang Muslim yang sesibuk apa pun bisa mempelajari Alquran,'' ujar Craig yang cukup lancar berbahasa Indonesia.
Ini merupakan proyek pertama di dunia yang ingin menjadikan Muslim Indonesia sebagai contoh yang baik bagi Muslim seluruh dunia. Dalam program Alquran Seluler ditampilkan empat dai kondang Indonesia, antara lain KH Abdullah Gymnastiar, Arifin Ilham, Didin Hafidhuddin, dan Ihsan Tanjung.
Kini, keinginan kaum Muslim pengguna telepon maupun handphone yang ingin belajar Alquran maupun mendengarkan ceramah agama dapat terpenuhi. Terutama yang tinggal di Jakarta, Bandung, Bogor, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Banjarmasin, Balikpapan, Medan, dan Makassar. Mereka yang berminat dapat mendaftar melalui SMS ke 081 193 4209 atau telepon 021-7883 1001.
Craig pun yakin sarana dakwahnya ini bakal bermanfaat karena tak membeda-bedakan seseorang. "Sebagai gerakan Qurani, program dakwah ini saya jadikan sarana berkompetisi dengan evangelis. Kita harus mempunyai umat yang kuat iman dan lebih baik dari umat non-Muslim."
Bukanlah sebuah mimpi bila Craig berangan-angan menerapkan program Alquran Seluler ke negara lain. "Insya Allah teknologi Alquran Seluler akan kami terapkan juga ke seluruh dunia, antara lain ke Brunei, Malaysia, Bahrain, Jordan, dan Mesir." Dia juga berharap suatu saat nanti pembelajaran agama Islam melalui telepon seluler bisa dikembangkan di negara kelahirannya, Amerika Serikat. usdy nurdiansyah/sam
Biodata
Nama lengkap: Craig Abdurrohim Owensby
Kelahiran: Chicago, AS, 1961
Pendidikan: University of Wisconsin, Madison, 1980 - 1985 Bachelor of Science
University of Wisconsin, Madison, 1985 - 1986 Master of Business Administration
Princeton Theological Seminary, Princeton, NJ, 1989 - 1991 Master of Theology
Jabatan: President Director, PT Spotcast Consulting Alquran Seluler Service (www.alquraseluler.com) 2002, Spotcast Communications, Inc. (www.spotcast.net) 1998, Asatel Communications, Pte. Ltd 1997, IXCell Incorporated 1995, Additech, Inc. 1993, Springs Industries, Inc. 1986.
Ayah: Walter Owensby
Saudara: Brian (kakak), Marc (kakak kembaran), Lauren (adik)
Istri: Lilis Fitriyah
Anak: Sarah Zata Amani Owensby
MMS Telkomsel Layanan Mempermudah Beribadah
Sistem layanan mempermudah beribadah akan dibuat PT Telkomsel melalui sistem MMS (Multi Media Service) untuk umat Islam. Layanan ini diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih khusyuk dalam beribadah. Demikian dikatakan Direktur Perencanaan dan Pengembangan PT Telkomsel, Bambang Riadhy Oemar, di Bandung, Minggu (4/5).
"Dengan MMS, kami akan membuat layanan berbagai tampilan, misalnya ayat dan bacaan Alquran, mulai foto tempat ziarah, berbagai tempat suci, dll. Di samping mempermudah pelanggan untuk mempermudah ibadah, juga membuat merasa lebih dekat dengan objek yang dianggap penting dalam beribadah, sesuai moto kami 'Semakin Dekat Semakin Nyata,'" ujarnya.
Namun, kapan program layanan ini akan diluncurkan, Bambang Riadhy Oemar, menyebutkan belum ditentukan. Saat ini berbagai program dan teknis masih dirancang, terutama mengacu kepada sifat dan karakter ayat-ayat suci, dll.
Menurutnya, rencana program layanan MMS ibadah ini, bukan semata unsur bisnis perusahaan, namun dimaksudkan fungsi pelayanan kepada pelanggan, khususnya dalam hal ibadah. Apalagi, membantu kaum Muslimin dan Muslimat, dalam beribadah di tempat mana pun.
PT Telkomsel sebelumnya sudah meluncurkan program layanan Alquran Seluler yang diberikan melalui layanan SMS (pesan singkat melalui nomor 8800, 8801, dan 8802). Program ini juga mendapat dukungan dari empat ulama, Abdullah "Aa Gym" Gymnastiar, M. Arifin Ilham, Ihsan Tandjung, dan Didin Hafidhuddin, berupa ceramah harian melalui SMS.
Presdir PT SpotCast Consulting, Craig Abdurrahim Owensby, menyebutkan, sejak program layanan ini dilincurkan, sudah diperoleh sebanyak 33.000 anggota untuk Telkomsel, termasuk selama masa tiga bulan pendaftaran gratis. Program ini dibuat dengan sistem IVRU (Internal Voice Respons Unit, yang memberikan layanan ibadah dengan masa enam menit yang semuanya menggunakan tarif pulsa lokal (8800) dan tarif Rp 1.000,00 (8801 dan 8802). "Untuk nomor 8800, isinya antara lain, bacaan ayat-ayat Alquran, terjemahan dan kajian ayat Alquran, bacaan murotal ayat suci Alquran sehingga seseorang diharapkan lebih cepat menghafal ayat Alquran, dll. Untuk nomor 8801 dan 8802, tersedia waktu salat di kota tinggal, hadis, dan informasi layanan umat," kata Bambang Riadhy senada dengan Craig Abdurrahim Owensby yang berdarah Amerika Serikat itu.
Infak Telkomsel
Sementara itu, infak sebesar Rp 337.247.750,00 diserahkan PT Telkomsel kepada Manajemen Qolbu Corporation. Penyerahan dilakukan Bambang Riadhy Oemar kepada pimpinan perusahaan itu, K.H. Abdullah Gymnastiar, di studio Jln. Geger Kalong Girang Bandung, Minggu (4/5).
"Ini merupakan hasil SMSInfaq 8804 dari para pelanggan kartu HALO dan simPATI. Ini merupakan layanan dari Telkomsel dalam kepedulian yang memungkinkan pelanggan kedua kartu itu untuk beramal melalui SMS," ujar Bambang Riadhy Oemar.
Menurutnya, untuk ke depan Dompet Peduli Umat akan pula menggunakan charge Rp 5.000,00 dan Rp 10.000,00, di samping Rp 1.750,00 yang sebelumnya digunakan. SMSinfaq mulai berjalan sejak November 2002 bertepatan bulan Ramadan 1423 Hijriah, bekerja sama dengan Manajemen Qolbu Corporation yang bertanggung jawab meyalurkan infak tersebut kepada yayasan sosial, yaitu Dompet Peduli Umat, Dompet Duafa, Baziz DKI, Pos Keadilan Peduli Umat, Yayasan dana Sosial Al-Falah, dan Muhammadiyah.
Hasil SMSinfaq sejak dibuka layanan ini (melalui SMS 8004), November 2002 Rp 96.106.500,00, Desember 2002 Rp 75.169.500,00 Januari 2003 Rp 72.073.750,00 Februari 2003 Rp 32.786.250,00 dan Maret 2003 Rp 61.111.750,00.
Saat menerima SMSDinfaq tersebut, Abdullah Gymnastiar, menyebutkan, bertanggung jawab atas titipan tersebut. "Ini amanat yang harus segera kami sampaikan kepada yang berhak," katanya. (A-81) *** (PR)
Mr. Craig Abdurrahim Owensby Konseptor Alquran Seluler
TIBA-TIBA saja, dunia dakwah Indonesia terwarnai seorang Bule. Awalnya sedikit aneh, apalagi datang-datang ia berbicara konsep dakwah Alquran yang lain dari yang lain: Alquran Selluler, sebuah model dakwah inovatif brilian kelas tinggi. Konsep Alquran Seluler yang diluncurkannya delapan bulan yang lalu itu langsung mendapat sambutan hangat dari banyak kalangan, tidak hanya di Indonesia tapi juga di dunia.
Craig Abrurrahim Owensby, demikian nama lengkap bule kelahiran Chicago 42 tahun yang lalu ini setelah ia memeluk Islam. Pria yang sekarang telah dikarunia seorang putri, dari hasil pernikahnnya dengan Lilis Fitriani ini, terus melambung di belantika dakwah negeri ini.
Menurut ayah Sarah Zeta Amani Owensby ini, Alquran Seluler merupakan sebuah konsep tentang bagaimana orang bisa belajar Alquran dengan cara mudah dan menarik. Ide ini muncul dari keinginan saya untuk berdakwah dan memperkenalkan Alquran kepada umat Islam secara massal.
"Saya melihat, inilah alternatif lain untuk bisa memperkenalkan keindahan Alquran kepada masyarakat, khususnya di saat orang terlalu sibuk untuk membaca dan mempelajari Alquran secara khusus," ujarnya kepada MQ.
"Alquran Seluler adalah produk untuk mengejar ketertinggalan ibadah saya, sementara saya disibukkan dengan rutinitas bisnis," tambahnya.
LAYANAN Alquran Seluler pada intinya memperdengarkan pembacaan ayat-ayat Alquran disertai kupasan hikmahnya secara singkat selama 6 menit. Urutannya berupa pembacaan 3 atau lebih ayat suci Alquran selama 1 -2 menit, kemudian disusul dengan pembacaan hikmah ayat termaksud selama 2 -3 menit yang lalu ditutup dengan pembacaan Muratal - pembacaan ayat dalam bacaan asli Alquran - selama 2 menit. Dengan demikian, layanan setiap kali akses akan berlangsung sekitar 6 menit. Bahkan, sekarang pelanggan bisa mengakses nasyid, seperti dari Aa Gym, Debu, dan MQ Voice.
Setiap pelanggan akan dikenakan tarif layanan, yakni Rp. 1.000,- untuk akses bagi pelanggan yang menggunakan hand-phone, sedangkan bagi pelanggan lewat telepon biasa dikenakan tarif Rp.850,-. Biaya termaksud belum termasuk tarif koneksi telepon sekitar 6 menit selama ayat dan hikmah Alquran diperdengarkan. Pembayaran langganan dapat jugadengan membayar langganan bulanan yaitu Rp. 30.000,- per bulan untuk pengguna hand phone dan Rp. 25.000,- per bulan untuk pemakai telepon rumahan.
Pelanggan dapat memilih salah satu di antara empat penceramah yang membacakan hikmah ayat Al-Quran, yaitu: Ihsan Tanjung, M. Arifin Ilham, KH. Abdullah Gymnastiar, dan KH. Didin Hafidhuddin. Setiap penceramah akan mengupas hikmah ayat Alquran menurut tematik tersendiri sesuai dengan spesialisasinya masing-masing.
Menurut Mr. Craig, Alquran Seluler sejak pertama kali diluncurkan delapan bulan lalu telah "dikonsumsi" sekitar 40.000 anggota terdaftar. Jadi, rata-rata 5.000 orang perbulan yang mendaftar. Sekitar 70% pelanggan Alquran Seluler tertarik menjadi pelanggan setelah mendengar dari teman (friend to friend), dan sisanya tertarik setelah membaca brosur-brosur, berita di pengajian, dan juga iklan di beberapa media masa.
MELIHAT perkembangan yang cukup pesat, Mr. Craig bere
ncana menginstalasi 7 daerah lagi di luar 4 sistem lokal yang telah ada, di antaranya Semarang, Medan, Balikpapan, Mengeran, juga Yogyakarta. "Selain itu, saya pun sudah memiliki beberapa investor di luar negeri yang berminat mengembangkan Alquran Seluler, khususnya di Singapura, Malaysia, Timur Tengah, Nigeria, Amerika, dan di beberapa Negara Eropa. Jadi, kalau Allah mengizinkan dalam enam bulan ke depan Alquran akan menjadi gejala global. Itu berarti, Alquran bisa lebih dikenal dan dipelajari kandungannya oleh banyak orang di banyak negara," ujar CEO PT Code Jawa itu panjang lebar.
Tanda-tanda ke arah ini sudah terlihat dari diberitakannya fenomena Alquran Seluler di Indonesia dalam beberapa majalah bergengsi di Barat, seperti The Economist dan Brand Aind di Jerman. Dalam memperkenalkan Alquran Seluler ini, Craig Owensby berusaha menggaet tokoh-tokoh Islam yang cukup populer di Indonesia. Orang yang pertama ditemuinya adalah KH. Abdullah Gymnastiar. Ia melihat Aa Gym memiliki masa yang cukup banyak dan ia sendiri sangat menyukai bidang Iptek.
"Saya berpendapat bahwa, masa sekarang, dakwah harus dikemas secantik dan seefektif mungkin. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi yang sedang berkembang. Saya melihat orang di luar Islam memandang Islam dengan pandangan skeptis dan negatif. Mereka mencitrakan Islam dengan kekerasan, teroris, dan radikalisme. Tentu semua itu terjadi karena ekspos dan pecitraan dari media dan kurangnya informasi tentang Islam. Melihat kenyataan tersebut sebagai seorang Muslim saya memiliki kewajiban untuk memperkenalkan apa dan bagaimana Islam itu kepada mereka. Dan, Alquran Seluler adalah salah satu jembatan yang saya buat agar bisa mencapai tujuan tersebut," ujar pemilik moto hidup "Just Do It, But Do It Right" itu berapi-api
Hal terpenting yang coba dirintis pria kelahiran Amerika Serikat ini adalah membangun sebuah sistem yang bagus untuk berdakwah dan sesuai dengan perkembangan zaman. Untuk itu, ia mentargetkan sekitar 18.000 orang bisa menjadi pelanggan Alquran Seluler untuk Indonesia, karena dengan itu usaha yang dirintisnya tersebut bisa mencapai break event point, dan bekerja sama dengan beberapa perusahaan telekomunikasi.
Alumni University of Winconsin, Medison, AS yangberkantor di Arkadian Office Park, Jakarta, itu mengungkapkan bahwa bisnisnya tersebut murni ditujukan untuk dakwah. Karenanya, ia akan menempuh berbagai cara agar usahanya tersebut tidak bangkrut, walaupun harus menginvestasikan semua kekayaannya. Alquran Seluler sendiri hanyalah salah satu cabang bisnisnya di Indonesia yang disponsori oleh Spotcase Company dari Amerika di mana ia memegang sebagian dari sahamnya. (Ems/Rifq).***
MESKI belum lama mengenal Islam secara dekat, bekas pendeta Kristen ortodoks itu sudah berani mengambil sikap dan menentukan pilihan terbaik. Yaitu, menjadikan Islam sebagai jalan hidup. Pilihan itu diyakini tidak keliru, karena merasa menemukan jawaban atas segala pertanyaan yang setiap saat menggoda pikirannya- yang rasional dan logis melalui ayat-ayat suci Alquran yang dipelajarinya.
Itulah pengalaman spiritual yang mengendus kehidupan Craig Abdurrohim Owensby, bekas pendeta Kristen Ortodoks di Amerika, yang kini tinggal di Indonesia (Jakarta).
Putra keluarga berkewarganegaraan Amerika Serikat dan tumbuh dalam dominasi nilai-nilai Kristen fanatik itu, kini mulai aktif melakukan dakwah dan syiar agama Islam ke beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta dan Bandung.
Di Semarang, menurut rencana, atas prakarsa Majelis Pengajian Interaktif Qolbun Salim Jawa Tengah, mantan pendeta yang nama aslinya Craig Andrew Owensby itu akan mengisi pengajian rutin gratis untuk bapak-bapak di Ruang Borobudur Hotel Graha Santika, Rabu 21 Mei 2003, mulai pukul 18.30 WIB.
Humas Qolbun Salim Ir Didiek Hardiana Prasetya mengatakan, pada pengajian interaktif tersebut Craig akan menyampaikan pengalaman-pengalamannya sampai dia harus meninggalkan agama (Kristen) yang telah ditekuninya sejak kanak-kanak. Tidak hanya itu, mualaf yang dikenal sebagai penemu dan pengembang Alquran Seluler tersebut juga akan memaparkan logika-logika yang diperolehnya dari ayat-ayat suci Alquran dan hadis Nabi.
"Tema dakwah yang ingin disampaikan, juga menyangkut sikap dan pilihan terbaiknya dalam hidup dan kehidupan, yakni Islam Jalan Hidupku," kata Didiek yang juga menjadi Humas Panitia Penyelenggara. Dia menambahkan, guna menghidupkan suasana interaksi antara pembicara dan jamaah, Qolbun Salim juga menghadirkan kiai kondang yang juga penyair KH Mustofa Bisri. Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Talibien, Leteh, Rembang, itu akan mengupas persoalan-persoalan mualaf dari segi religi dan budaya.
Lalu siapakah sebenarnya Craig Abdurrohim Owensby itu? Dia adalah mualaf yang sekarang dekat dan bergabung dengan sejumlah dai kondang di Tanah Air dalam hal syiar agama Islam. Dengan teknologi temuannya, yakni Alquran Seluler, anak kembar pasangan Wolter Owensby dan Susan Owensby itu bertekad menjadikan Alquran hidup di mana-mana, termasuk di negara asalnya, Amerika Serikat.
Craig lahir di Chicago, tepatnya di Illinois, AS, 1961. Dia punya saudara kembar bernama Marc Owensby, yang saat ini tetap tinggal di negeri Paman Sam.
Bagaimana sampai dia menjadi mualaf, masuk Islam dengan meninggalkan agama Kristen yang sudah bertahun-tahun dianutnya? "Allah SWT telah membimbing saya," kata pemegang gelar Master of Business Administration (MBA) pada 1991 dari University of Wisconsin, Madison, itu.
Masalah pindah agama, jelas dia, hanya soal waktu saja. Bersama Allah SWT, proses itu berjalan. Craig mengaku sudah akrab dengan istilah-istilah Islam pada tahun-tahun terakhir. Dia menjelaskan, suatu ketika, saat subuh tiba, sekitar pukul 04.30 WIB, tak biasanya dia terbangun. "Sungguh menakjubkan," katanya.
Pada saat itu, ketika keluar dari kamar, dia melihat salah satu dari anak asuhnya sedang melaksanakan salat subuh dengan khusyuk. Craig tertegun. Sejenak dia memandangi anak asuh itu, dan mengaku amat tersentuh.
"Anak kecil kok bisa disiplin terhadap agamanya? Kenapa dia harus salat? Lalu saya serius mengambil dan mempelajari buku Karen Armstrong berjudul The Life of Muhammad. Buku itu sangat bagus, meski penulisnya bukan seorang muslim," ujar lulusan Master of Theology pada Princeton Theological Seminary, Princeton, di New Jersey (1991) tersebut.
Sejak saat itulah, Craig bersikeras untuk belajar arti salat dan juga tentang Islam yang lebih luas. Akhirnya dia memutuskan pilihan dan jalan hidupnya, masuk Islam. "Saya mau mengucap kalimat syahadat," ujarnya. Karena tekadnya sudah bulat, dia memutuskan untuk pergi ke sebuah pengajian di daerah Kemang, tempat pengajian khusus para bule.
Oleh Ustad Rickless, dia disuruh banyak membaca hadis dari buku hadis yang sangat besar. Craig agak bingung; kenapa harus ada hadis? Kenapa saya harus membacanya? Bukankah Alquran pun sudah sempurna?
"Ustad Rickless bilang, saya harus tetap membacanya. Akhirnya saya baca hingga saya dapat mengerti bahwa hadis itu memang penting. Saya pun sudah sampai ke action sebagai muslim yang benar. Yakni melakukan salat lima waktu. Walaupun saya belum mengucapkan syahadat, saya pernah mengatakan kepada beberapa kolega pada Desember 1998, saya akan masuk Islam. Itu setelah kali sekian saya kembali ke Jakarta," papar ustad bule yang menikahi gadis Sunda, Lilis Fitriyah (24), pada 4 Agustus 2002 itu.
Bagaimana kisah lengkap Craig, tentang perjalanannya masuk Islam, dan bagaimana pandangan-pandangan dia tentang Alquran, bisa disimak dalam pengajian Qolbun Salim mendatang.(Nana Swarasama-60t)
Craig Abdurrohim Owensby : 'Alquran Seluler Sebagai Kompetitor Evangelis'
Menyabet gelar MBA dan bekerja di sejumlah perusahaan prestisius di negerinya, Amerika Serikat, serta menikmati kesenangan duniawi, tak membuat Craig Abdurrohim Owensby bahagia. Bathinnya hampa. Dia butuh pencerahan rohani sebagai pengimbang.
Setelah bertahun-tahun merintis karir, Craig memutuskan belajar Injil, teologi, dan keislaman di Princeton Theological Seminary, Princeton, NJ. Beberapa tahun kemudian ia menjadi pendeta mengikuti jejak sang ayah yang pendeta Katolik di sebuah gereja di New York dengan 6.000 pengikut.
Meski sukses sebagai pendeta, kebahagian dan ketenangan yang ia dambakan belum juga berpaling kepadanya. Craig justru kian resah dengan konsep ketuhanan Yesus yang ia pelajari. Pengetahuan yang ia miliki membuatnya tak percaya bahwa Isa adalah Tuhan. "Injil menjelaskan bahwa Isa adalah tuan, bukan Tuhan," katanya.
Di tengah risau di hati, pada suatu hari secara tak sengaja perhatiannya tertuju pada seorang kawannya bernama Nashir, yang tergabung dalam kelompok sepakbola Pakistan.
Baginya, Nashir berbeda dengan anggota tim lainnya yang dinilai lebih pintar, disiplin, dan baik. Nashir, oleh Craig, bahkan dianggap mencerminkan Muslim yang sebenarnya. Hal ini membuatnya tertarik dengan konsep Islam.
Lama merenung, Craig pun memutuskan untuk mempelajari Islam secara lebih intensif dan berhenti dari kegiatannya sebagai pendeta. Kesibukannya kemudian diisi dengan kembali menerjuni bidang bisnis, serta mendalami Islam secara otodidak.
Hidayah Allah akhirnya datang tatkala dia ditugaskan bekerja di Indonesia sekitar tahun 1997. Craig lantas menetap di kawasan Muarabaru, Jakarta Utara. Di lingkungan tempat tinggalnya yang baru, dia menemui banyak hal yang sangat menyentuh batin.
Craig tertarik dengan kehidupan anak-anak Muslim di wilayah ini. Menurutnya, walau miskin, mereka hidup dengan penuh kesederhanaan dan tetap mampu tampil bersih serta bahagia. Sejenak dia teringat pada masa kecilnya ketika masih tinggal bersama orang tuanya di Meksiko dan Kolumbia.
Ia menyaksikan betapa anak-anak Katolik di sana hidup penuh kekerasan, miskin, dan kotor. Tak ada cerminan ketenangan dan kedamaian hidup. Craig merasakan kedua hal itu memberinya inspirasi untuk mengetahui dan mempelajari agama Islam.
Proses pencarian kebenaran Islam terus dilakukan. Sampai satu hari di bulan Mei 2001 ia mengikrarkan diri menjadi Muslim di Pengajian Rahmania, Kuningan, dengan bimbingan Ustadz Rikza Abdullah. "Saya ingin menjadi orang yang tahu kebenaran. Saya bersedia menjadi Muslim karena ingin kebenaran. Bisa saja kebenaran itu menyusahkan, tapi saya percaya dengan kebenaran itu," ujar bule kelahiran Chicago ini.
Sejak itu, Craig yakin dengan ajaran Alquran bahwa manusia dilahirkan suci dan menjadi khalifah di dunia. "Saya sekarang telah menjadi khalifah bagi Allah. Awalnya saya Islam hanya dengan membaca, berpikir, dan berbicara, tapi belum mempraktekkan. Sekarang saya memutuskan untuk menjalankan Islam secara serius."
Meski mengaku serius memilih Islam sebagai keyakinannya, muallaf ini merasa masih harus 'berjuang' menjadi Muslim yang sebenarnya. Pasalnya, ia tak biasa bangun pagi. Kini ia harus melaksanakan shalat Subuh ketika biasanya di waktu sama masih tertidur pulas.
Namun, ia merasa bersyukur mampu menaklukkan ego dirinya. Baginya, dapat menjalankan shalat Subuh dengan baik merupakan tolok ukur kemampuannya melaksanakan shalat wajib yang lain. "Pertama kali shalat Subuh saya sangat puas dan senang. Setelah itu melaksanakan shalat-shalat yang lain menjadi enteng."
Tak hanya sampai di situ. Rupanya Craig belum merasa menjadi Muslim kaffah sebelum dapat mendakwahkan Islam. Menurutnya ada dua fase yang ia jalani, yaitu menjadi Muslim dan berdakwah. Kini ia sedang melakukan fase kedua itu sambil berbisnis.
"Bisnis saya Alquran Seluler, tapi ini bukanlah pure bisnis karena investasinya cukup besar dan keuntungan finansialnya kecil sekali," jelas Craig. Baginya hal itu tak masalah karena konsep awalnya adalah berdakwah. Ia pun tidak memperkenalkan bisnisnya itu kepada masyarakat secara jor-joran, tapi perlahan-lahan dari mulut ke mulut.
Adalah hal baru bila Craig berdakwah dengan konsep Alquran Seluler-nya. Konsep itu memberikan layanan belajar dan memahami Alquran dan Hadis Nabi melalui sistem short massage system (SMS). Respons masyarakat Muslim Indonesia sangat bagus. Terbukti konsep yang dimulainya sejak Juli 2000 ini, kini telah memiliki jamaah Alquran Seluler hingga 70 ribu orang di seluruh Indonesia.
Alquran Seluler memberikan cara mengatur gaya hidup Muslim on-the-go yang pusatnya adalah kajian harian (6 menit per hari, berupa 1 menit terjemahan Alquran, 3 menit pesan penceramah, dan "bonus" 2 menit murotal ayat suci dalam bahasa Arab). Craig mengajak umat Muslim mengkaji Alquran bersama para penceramah terkemuka Indonesia.
Dimulai di hari pertama dengan Surah Al Fatihah dan akan khatam setelah kira-kira tiga tahun, pada Surah An Naas. ''Komitmen saya menjadikan orang Muslim yang sesibuk apa pun bisa mempelajari Alquran,'' ujar Craig yang cukup lancar berbahasa Indonesia.
Ini merupakan proyek pertama di dunia yang ingin menjadikan Muslim Indonesia sebagai contoh yang baik bagi Muslim seluruh dunia. Dalam program Alquran Seluler ditampilkan empat dai kondang Indonesia, antara lain KH Abdullah Gymnastiar, Arifin Ilham, Didin Hafidhuddin, dan Ihsan Tanjung.
Kini, keinginan kaum Muslim pengguna telepon maupun handphone yang ingin belajar Alquran maupun mendengarkan ceramah agama dapat terpenuhi. Terutama yang tinggal di Jakarta, Bandung, Bogor, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Banjarmasin, Balikpapan, Medan, dan Makassar. Mereka yang berminat dapat mendaftar melalui SMS ke 081 193 4209 atau telepon 021-7883 1001.
Craig pun yakin sarana dakwahnya ini bakal bermanfaat karena tak membeda-bedakan seseorang. "Sebagai gerakan Qurani, program dakwah ini saya jadikan sarana berkompetisi dengan evangelis. Kita harus mempunyai umat yang kuat iman dan lebih baik dari umat non-Muslim."
Bukanlah sebuah mimpi bila Craig berangan-angan menerapkan program Alquran Seluler ke negara lain. "Insya Allah teknologi Alquran Seluler akan kami terapkan juga ke seluruh dunia, antara lain ke Brunei, Malaysia, Bahrain, Jordan, dan Mesir." Dia juga berharap suatu saat nanti pembelajaran agama Islam melalui telepon seluler bisa dikembangkan di negara kelahirannya, Amerika Serikat. usdy nurdiansyah/sam
Biodata
Nama lengkap: Craig Abdurrohim Owensby
Kelahiran: Chicago, AS, 1961
Pendidikan: University of Wisconsin, Madison, 1980 - 1985 Bachelor of Science
University of Wisconsin, Madison, 1985 - 1986 Master of Business Administration
Princeton Theological Seminary, Princeton, NJ, 1989 - 1991 Master of Theology
Jabatan: President Director, PT Spotcast Consulting Alquran Seluler Service (www.alquraseluler.com) 2002, Spotcast Communications, Inc. (www.spotcast.net) 1998, Asatel Communications, Pte. Ltd 1997, IXCell Incorporated 1995, Additech, Inc. 1993, Springs Industries, Inc. 1986.
Ayah: Walter Owensby
Saudara: Brian (kakak), Marc (kakak kembaran), Lauren (adik)
Istri: Lilis Fitriyah
Anak: Sarah Zata Amani Owensby
MMS Telkomsel Layanan Mempermudah Beribadah
Sistem layanan mempermudah beribadah akan dibuat PT Telkomsel melalui sistem MMS (Multi Media Service) untuk umat Islam. Layanan ini diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih khusyuk dalam beribadah. Demikian dikatakan Direktur Perencanaan dan Pengembangan PT Telkomsel, Bambang Riadhy Oemar, di Bandung, Minggu (4/5).
"Dengan MMS, kami akan membuat layanan berbagai tampilan, misalnya ayat dan bacaan Alquran, mulai foto tempat ziarah, berbagai tempat suci, dll. Di samping mempermudah pelanggan untuk mempermudah ibadah, juga membuat merasa lebih dekat dengan objek yang dianggap penting dalam beribadah, sesuai moto kami 'Semakin Dekat Semakin Nyata,'" ujarnya.
Namun, kapan program layanan ini akan diluncurkan, Bambang Riadhy Oemar, menyebutkan belum ditentukan. Saat ini berbagai program dan teknis masih dirancang, terutama mengacu kepada sifat dan karakter ayat-ayat suci, dll.
Menurutnya, rencana program layanan MMS ibadah ini, bukan semata unsur bisnis perusahaan, namun dimaksudkan fungsi pelayanan kepada pelanggan, khususnya dalam hal ibadah. Apalagi, membantu kaum Muslimin dan Muslimat, dalam beribadah di tempat mana pun.
PT Telkomsel sebelumnya sudah meluncurkan program layanan Alquran Seluler yang diberikan melalui layanan SMS (pesan singkat melalui nomor 8800, 8801, dan 8802). Program ini juga mendapat dukungan dari empat ulama, Abdullah "Aa Gym" Gymnastiar, M. Arifin Ilham, Ihsan Tandjung, dan Didin Hafidhuddin, berupa ceramah harian melalui SMS.
Presdir PT SpotCast Consulting, Craig Abdurrahim Owensby, menyebutkan, sejak program layanan ini dilincurkan, sudah diperoleh sebanyak 33.000 anggota untuk Telkomsel, termasuk selama masa tiga bulan pendaftaran gratis. Program ini dibuat dengan sistem IVRU (Internal Voice Respons Unit, yang memberikan layanan ibadah dengan masa enam menit yang semuanya menggunakan tarif pulsa lokal (8800) dan tarif Rp 1.000,00 (8801 dan 8802). "Untuk nomor 8800, isinya antara lain, bacaan ayat-ayat Alquran, terjemahan dan kajian ayat Alquran, bacaan murotal ayat suci Alquran sehingga seseorang diharapkan lebih cepat menghafal ayat Alquran, dll. Untuk nomor 8801 dan 8802, tersedia waktu salat di kota tinggal, hadis, dan informasi layanan umat," kata Bambang Riadhy senada dengan Craig Abdurrahim Owensby yang berdarah Amerika Serikat itu.
Infak Telkomsel
Sementara itu, infak sebesar Rp 337.247.750,00 diserahkan PT Telkomsel kepada Manajemen Qolbu Corporation. Penyerahan dilakukan Bambang Riadhy Oemar kepada pimpinan perusahaan itu, K.H. Abdullah Gymnastiar, di studio Jln. Geger Kalong Girang Bandung, Minggu (4/5).
"Ini merupakan hasil SMSInfaq 8804 dari para pelanggan kartu HALO dan simPATI. Ini merupakan layanan dari Telkomsel dalam kepedulian yang memungkinkan pelanggan kedua kartu itu untuk beramal melalui SMS," ujar Bambang Riadhy Oemar.
Menurutnya, untuk ke depan Dompet Peduli Umat akan pula menggunakan charge Rp 5.000,00 dan Rp 10.000,00, di samping Rp 1.750,00 yang sebelumnya digunakan. SMSinfaq mulai berjalan sejak November 2002 bertepatan bulan Ramadan 1423 Hijriah, bekerja sama dengan Manajemen Qolbu Corporation yang bertanggung jawab meyalurkan infak tersebut kepada yayasan sosial, yaitu Dompet Peduli Umat, Dompet Duafa, Baziz DKI, Pos Keadilan Peduli Umat, Yayasan dana Sosial Al-Falah, dan Muhammadiyah.
Hasil SMSinfaq sejak dibuka layanan ini (melalui SMS 8004), November 2002 Rp 96.106.500,00, Desember 2002 Rp 75.169.500,00 Januari 2003 Rp 72.073.750,00 Februari 2003 Rp 32.786.250,00 dan Maret 2003 Rp 61.111.750,00.
Saat menerima SMSDinfaq tersebut, Abdullah Gymnastiar, menyebutkan, bertanggung jawab atas titipan tersebut. "Ini amanat yang harus segera kami sampaikan kepada yang berhak," katanya. (A-81) *** (PR)
Mr. Craig Abdurrahim Owensby Konseptor Alquran Seluler
TIBA-TIBA saja, dunia dakwah Indonesia terwarnai seorang Bule. Awalnya sedikit aneh, apalagi datang-datang ia berbicara konsep dakwah Alquran yang lain dari yang lain: Alquran Selluler, sebuah model dakwah inovatif brilian kelas tinggi. Konsep Alquran Seluler yang diluncurkannya delapan bulan yang lalu itu langsung mendapat sambutan hangat dari banyak kalangan, tidak hanya di Indonesia tapi juga di dunia.
Craig Abrurrahim Owensby, demikian nama lengkap bule kelahiran Chicago 42 tahun yang lalu ini setelah ia memeluk Islam. Pria yang sekarang telah dikarunia seorang putri, dari hasil pernikahnnya dengan Lilis Fitriani ini, terus melambung di belantika dakwah negeri ini.
Menurut ayah Sarah Zeta Amani Owensby ini, Alquran Seluler merupakan sebuah konsep tentang bagaimana orang bisa belajar Alquran dengan cara mudah dan menarik. Ide ini muncul dari keinginan saya untuk berdakwah dan memperkenalkan Alquran kepada umat Islam secara massal.
"Saya melihat, inilah alternatif lain untuk bisa memperkenalkan keindahan Alquran kepada masyarakat, khususnya di saat orang terlalu sibuk untuk membaca dan mempelajari Alquran secara khusus," ujarnya kepada MQ.
"Alquran Seluler adalah produk untuk mengejar ketertinggalan ibadah saya, sementara saya disibukkan dengan rutinitas bisnis," tambahnya.
LAYANAN Alquran Seluler pada intinya memperdengarkan pembacaan ayat-ayat Alquran disertai kupasan hikmahnya secara singkat selama 6 menit. Urutannya berupa pembacaan 3 atau lebih ayat suci Alquran selama 1 -2 menit, kemudian disusul dengan pembacaan hikmah ayat termaksud selama 2 -3 menit yang lalu ditutup dengan pembacaan Muratal - pembacaan ayat dalam bacaan asli Alquran - selama 2 menit. Dengan demikian, layanan setiap kali akses akan berlangsung sekitar 6 menit. Bahkan, sekarang pelanggan bisa mengakses nasyid, seperti dari Aa Gym, Debu, dan MQ Voice.
Setiap pelanggan akan dikenakan tarif layanan, yakni Rp. 1.000,- untuk akses bagi pelanggan yang menggunakan hand-phone, sedangkan bagi pelanggan lewat telepon biasa dikenakan tarif Rp.850,-. Biaya termaksud belum termasuk tarif koneksi telepon sekitar 6 menit selama ayat dan hikmah Alquran diperdengarkan. Pembayaran langganan dapat jugadengan membayar langganan bulanan yaitu Rp. 30.000,- per bulan untuk pengguna hand phone dan Rp. 25.000,- per bulan untuk pemakai telepon rumahan.
Pelanggan dapat memilih salah satu di antara empat penceramah yang membacakan hikmah ayat Al-Quran, yaitu: Ihsan Tanjung, M. Arifin Ilham, KH. Abdullah Gymnastiar, dan KH. Didin Hafidhuddin. Setiap penceramah akan mengupas hikmah ayat Alquran menurut tematik tersendiri sesuai dengan spesialisasinya masing-masing.
Menurut Mr. Craig, Alquran Seluler sejak pertama kali diluncurkan delapan bulan lalu telah "dikonsumsi" sekitar 40.000 anggota terdaftar. Jadi, rata-rata 5.000 orang perbulan yang mendaftar. Sekitar 70% pelanggan Alquran Seluler tertarik menjadi pelanggan setelah mendengar dari teman (friend to friend), dan sisanya tertarik setelah membaca brosur-brosur, berita di pengajian, dan juga iklan di beberapa media masa.
MELIHAT perkembangan yang cukup pesat, Mr. Craig bere
ncana menginstalasi 7 daerah lagi di luar 4 sistem lokal yang telah ada, di antaranya Semarang, Medan, Balikpapan, Mengeran, juga Yogyakarta. "Selain itu, saya pun sudah memiliki beberapa investor di luar negeri yang berminat mengembangkan Alquran Seluler, khususnya di Singapura, Malaysia, Timur Tengah, Nigeria, Amerika, dan di beberapa Negara Eropa. Jadi, kalau Allah mengizinkan dalam enam bulan ke depan Alquran akan menjadi gejala global. Itu berarti, Alquran bisa lebih dikenal dan dipelajari kandungannya oleh banyak orang di banyak negara," ujar CEO PT Code Jawa itu panjang lebar.
Tanda-tanda ke arah ini sudah terlihat dari diberitakannya fenomena Alquran Seluler di Indonesia dalam beberapa majalah bergengsi di Barat, seperti The Economist dan Brand Aind di Jerman. Dalam memperkenalkan Alquran Seluler ini, Craig Owensby berusaha menggaet tokoh-tokoh Islam yang cukup populer di Indonesia. Orang yang pertama ditemuinya adalah KH. Abdullah Gymnastiar. Ia melihat Aa Gym memiliki masa yang cukup banyak dan ia sendiri sangat menyukai bidang Iptek.
"Saya berpendapat bahwa, masa sekarang, dakwah harus dikemas secantik dan seefektif mungkin. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi yang sedang berkembang. Saya melihat orang di luar Islam memandang Islam dengan pandangan skeptis dan negatif. Mereka mencitrakan Islam dengan kekerasan, teroris, dan radikalisme. Tentu semua itu terjadi karena ekspos dan pecitraan dari media dan kurangnya informasi tentang Islam. Melihat kenyataan tersebut sebagai seorang Muslim saya memiliki kewajiban untuk memperkenalkan apa dan bagaimana Islam itu kepada mereka. Dan, Alquran Seluler adalah salah satu jembatan yang saya buat agar bisa mencapai tujuan tersebut," ujar pemilik moto hidup "Just Do It, But Do It Right" itu berapi-api
Hal terpenting yang coba dirintis pria kelahiran Amerika Serikat ini adalah membangun sebuah sistem yang bagus untuk berdakwah dan sesuai dengan perkembangan zaman. Untuk itu, ia mentargetkan sekitar 18.000 orang bisa menjadi pelanggan Alquran Seluler untuk Indonesia, karena dengan itu usaha yang dirintisnya tersebut bisa mencapai break event point, dan bekerja sama dengan beberapa perusahaan telekomunikasi.
Alumni University of Winconsin, Medison, AS yangberkantor di Arkadian Office Park, Jakarta, itu mengungkapkan bahwa bisnisnya tersebut murni ditujukan untuk dakwah. Karenanya, ia akan menempuh berbagai cara agar usahanya tersebut tidak bangkrut, walaupun harus menginvestasikan semua kekayaannya. Alquran Seluler sendiri hanyalah salah satu cabang bisnisnya di Indonesia yang disponsori oleh Spotcase Company dari Amerika di mana ia memegang sebagian dari sahamnya. (Ems/Rifq).***